77. Allah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal itu Yesus
“Karena begitu
besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes
3:16).
Ayat ini
termasuk salahs satu ayat yang paling menentukan keselamatan dunia dan akhirat.
Intinya asal percaya kepada Yesus yang mati di kayu salib dalam rangka menebus
dosa manusia, maka dijamin masuk surga. Itu merupakan bentuk kasih Allak akan
dunia ini, maka dikaruniakan-Nya kepada Anak-Nya yang tunggal, untuk
menyelamatkan manusia dari dosa. Jika ayat ini sangat penting, mengapa hanya
Yohanes yang menulisnya, dan itupun dituls paling belakangan. Sementera tiga
Injil yang duluan ditulis seperti Matius, Markus dan Lukas, tidak menulis ayat
ini. Logikanya, mestinya ketiga injil duluan itulah (Matius, Markus, dan Lukas)
harus memuat sabda Yesus tersebut, sebab merekalah yang duluan menulis Injil
daripada Yohanes.
Oleh sebab itu,
jika satu injil menulis dan tiga injil diam, maka jelas ayat tersebut sangat
lemah. Tetapi jika tiga injil menulis dan satu injil tidak, mungkin itu akan
lebih kuat kebenarannya.
-
Setiap yang menerima karunia dari Tuhan, pasti bukan Tuhan.
-
Yesus menerima karunia dari Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
“Maka Yesus
menjawab mereka, kata-Nya : “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat
mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa
mengerjakannya, sebaba apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan
Anak.” (Yohanes 5:19).
Yesus mengaku
dengan jujur dan polos bahwa dia tidak dapat mengerjakan sesuatu dari dirinya
sendiri, kalau tidak melihat dari apa yang dikerjakan oleh Bapanya (Tuhan). Jadi
Yesus hanya mengerjakan apa yang dikerjakan oleh Bapanya yaitu Allah.
Atau dengan kata
lain bahwa Yesus hanyalah melakukan apa yang diperintahkan Tuhannya.
-
Setiap yang tidak bisa mengerjakan atas dirinya sendiri, pasti bukan Tuhan.
-
Yesus tidak bisa melakukan apapun atas dirinya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan,
-
Setiap yang memanggil Tuhannya dengan nama Bapa, pasti bukan Tuhan.
-
Yesus memanggil Tuhannya Bapa, berarti Yesus bukan Tuhan.
“Aku tidak
dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; aku menghakimi sesuai dengan apa
yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku
sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus aku.” (Yohanes 5:30)
Ayat ini
merupakan pengakuan langsung dari Yesus bahwa dia benar-benar tidak bisa berbuat
apa-apa atas dirinya sendiri. Juga dia bersaksi bahwa dia tidak bisa menuruti
kehendaknya sendiri, melainkan kehendak Tuhan yang telah mengutusnya. Sungguh
ini merupakan suatu pernyataan atau pengakuan yaitu begitu polos dan jujur dari
Yesus akan keberadaan status dirinya. Dia mengaku bahwa dia hanyalah seorang
utusan Tuhan, bukan Tuhan! Maka wajarlah jika Yesus tidak bisa berbuat menurut
kehendaknya sendiri, sebab dia bukan Tuhan tetapi hanyalah sebagai seorang nabi
atau rasul yang di utus oleh Tuhan.
-
Setiap yang tidak bisa berbuat apa-apa menurut kehendaknya sendiri, pasti bukan Tuhan.
-
Yesus tidak bisa berbuat apa-apa menurut kehendaknya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan.
-
Setiap yang tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, pasti bukan Tuhan.
-
Yesus tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan.
-
Setiap yang mengaku diutus oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan.
-
Yesus mengaku diutus oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
“Bapa yang
mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendenngar
suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat.” (Yohanes 5:37).
Lagi-lagi Yesus
mengaku bahwa dia diutus Tuhan. Dan Tuhan juga bersaksi akan keberadaan Yesus.
Juga suara Tuhan tidak pernah ada yang mendengar, dan rupa Tuhan juga tidak ada
yang melihatnya. Karena Yesus memberikan kesaksian seperti itu, wajarlah jika
kita mengamininya, karena mustahil Yesus harus berbohong. Jika Yesus mengaku
hanya diutus oleh Tuhan, mengapa kita harus menuhankannya? Dan jika Yesus
bersaksi bahwa rupa Allah tidak pernah ada yang melihatnya, mengapa rupa Yesus
dijadikan sebagai pengganti rupa Allah?
-
Setiap yang mengaku diutus oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan.
-
Yesus mengaku dengan jujur dan polos bahwa dia diutus oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
-
Yesus bersaksi bahwa suara Tuhan tidak terdengar, sementara suara dia bisa terdengar, berarti Yesus bukan Tuhan.
-
Yesus bersaksi bahwa rupa Tuhan tidak terlihat, sementara rupa dia (Yesus) bisa terlihat, itu berarti Yesus bukan Tuhan.
“Jawab Yesus
kepada mereka : “Ajaranku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia
yang telah mengutus Aku.” (Yohanes
7:16).
Ayat tersebut
merupakan jawaban Yesus terhadap orang-orang Yahudi yang merasa heran ketika
Yesus mengajar di Bait Allah. Mereka heran darimana Yesus mendapat pengetahuan
seperti itu tanpa belajar. Makanya Yesus menjawab bahwa ajarannya bukan berasal
dari dirinya sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutusnya. Dari jawaban Yesus
tersebut dapat kita simpulkan bahwa apa yang Yesus ajarakan adalah atas
bimbingan dari yang mengutusnya yaitu Allah. Sebagai seorang utusan Allah,
wajarlah jika Allah mudahkan dengan memberi ilmu padanya untuk berbicara atau
mengajar.
-
Setiap yang diberikan ilmu oleh Tuhan, pasti dia bukan Tuhan.
-
Yesus diberi ilmu oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
-
Setiap yang mendapat ajaran dari Tuhan, pasti bukan Tuhan
-
Yesus mendapatkan ajaran dari Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
-
Setiap yang diutus oleh Tuhan untuk mengajar, pasti bukan Tuhan.
-
Yesus diutus Tuhan untuk mengajar, berarti Yesus bukan Tuhan, melainkan Utusan Tuhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar